Membuat Batasan yang Sehat dalam Hidup

Seringkali kita ketemu sama orang yang kelihatannya baik banget. Dia selalu melakukan hal-hal yang bahkan sangat sepele. Atau dia selalu saja meng-iya-kan sesuatu yang orang perintahkan ke dia. Kalau diliat lagi, kadang gue suka mikir dan bertanya-tanya,

"Ih, kok dia mau aja ya disuruh-suruh?"
"Lah, dia mau ya digituin? Itu kan bisa dilakuin sendiri"

Bahkan, gue pernah bertanya ke orangnya langsung, kenapa dia mau melakukan hal itu, jawabannya selalu sama, nggak lain dan nggak bukan adalah "nggak enak ah".
Hmm nggak enak ya? Apa cuma itu alasannya? Gue juga nggak puas dengan jawaban itu. Pun semakin kesini gue selalu cari tahu, kenapa sih ada tipikal orang yang selalu aja mau bila disuruh-suruh? Kenapa ada orang yang selalu meng-iya-kan hal yang bahkan kalau disuruh, bisa dikerjain sendiri sama si pesuruhnya? Kenapa ada orang yang nggak bisa bilang "tidak" jika bukan karena terpaksa?

To be honest, gue dulu adalah orang yang "nggak enakan" sama orang. Kaya misalnya, kalo dia melakukan A, ya gue juga harus melakukan A, kalo dia nggak melakukan A pun, gue tetep bakal lakuin A, karena rasa nggak enakan gue yang sangat tinggi, gue sampe pernah kecapekan sendiri sama hal yang gue lakuin, padahal kalaupun, gue tidak melakukan hal itu, sebenarnya nggak masalah, tapi karena rasa nggak enak itu lah, yang akhirnya membuat gue terpaksa melakukannya.

Tapi, semakin kesini, gue mikir, sampai kapan gue bakal melakukan segala sesuatu atas dasar nggak enak dan terpaksa? Bukannya untung, malah capek sendiri. Orang mungkin melihat gue kaya "nih orang rajin banget" atau "nih orang mau aja". Honestly, gue nggak bermaksud cari muka sama mereka, tapi itu memang udah menjadi kebiasaan gue. Lama kelamaan capek juga. Jadi, gue memutuskan untuk membuat suatu batasan. Ya, batasan yang tentu saja sehat dalam hidup.

Gue mulai berani berkata "tidak" jika itu memang nggak cocok dan nggak sehati sama gue.

Gue berani bilang "ya" bukan semata-mata untuk menyenangkan seseorang ataupun mau mendapat pujian dari orang lain.

Menghargai diri gue sendiri dan diperlakukan secara adil.

Bersikap dan berkata-kata sesuai dengan prinsip yang gue pegang.

Tapi memang dalam berbuat sesuatu, itu ada batasannya. Bisa aja, orang malah memanfaatkan kebaikan yang kalian lakukan demi kepentingannya sendiri? Siapa yang tau kan? Bukannya maksud gue mau menuduh, tapi waspada itu wajar dan boleh aja kok.

Jadi, menurut gue batasan itu bukan berarti juga lo menghindar dari lingkungan atau menutup diri, tetapi bersikap sewajarnya dan menganggapi sesuai porsinya aja. Jika kalian bijak dalam menanggapinya, gue yakin, orang-orang di sekitar kalian secara tidak langsung akan merasa segan dan menghargai kalian. 😊

-raf🍁

Komentar

Postingan Populer